Wednesday, September 25, 2013

numpang komentar

Seperti yg diingetin teman gue beberapa hari lalu, gue udah lama banget nggak update blog. Dan, ya, gue mengakui. Bukan karena kekurangan bahan sih, tapi lebih ke rutinitas 'sesuatu-terjadi-terus-gue-lupa'. Akhirnya lupa sama sekali.
Lagian gue udah mencurahkan banyak hal ga penting berkaitan masa SMP gue disini. Ngeliat ke posting-posting lama gue, heran emang. Kyk dafuq kok gue bisa dengan santainya mengumbar hal2 yg begitu jelas ketidakpentingannya di internet. Rasanya gue berhasil menciptakan polusi jenis baru. Dan ya, orang mau nilai kyk apa gue dari sana, bener2 gak gue peduliin. Se-gak jelas apapun posting itu.
*Pat pat*. Well, blogs will be blogs.
Sekarang gue masih pengen nge-update blog sih. Tapi ya kapan dan apanya masih ga tau. So keep hanging in if you want to, paling nggak ampe gue kembali mampu nyimpen di memori kejadian2 aneh yg terjadi sekeliling gue dan membleberkannya di blog. 
Seperti biasa.  

Thursday, January 24, 2013

how they met 9gag

9gag itu... gimana, orang bilang? lawak sih lawak. banget malah. tp emang lo mesti punya ilmu tertentu *ehem* dulu untuk ngerti kebanyakan post2 disana.
berhubungan dengan itu, dan setelah setahun lebih ber9gag ria, gue membuat kesimpulan bahwa kalo lo remaja dan punya orangtua yang nganggep imej lo masih bersih...langit pelihara nyawamu bila tertangkap dalam satu ruangan dengan 9gag lagi nongol di browser komputer. Dan yang nongol adalah post yang "begitu" pula (yang langsung to-the-point dan ga pake perumpamaan2 apapun.) Itu yang paling, paling memalukan.

pengalaman?
sayangnya, ya.

waktu itu gue lagi asyik main laptop sendiri di kamar, dengan ngebuka situs standar remaja yakni youtube, fanfiction archive, email, dan di satu tab lagi, 9gag.
lalu datanglah nyokap ke kamar nanya, "Eh, boleh pinjem laptopnya bentar ngga? Mau buka internet."
dodolnya gue iyain aja terus ke dapur sekalian ngabisin waktu menunggu dengan nyemil. sama sekali ga kepikiran untuk nutup tab2 tadi, saking pedenya gue bahwa nyokap gue bakal nempel dengan urusannya sendiri dan nggak mbleber-bleber ke tab2 gue. gue ulang, kepedean.
gue lagi ngunyah sebatang seledri dengan tenang ketika tiba2 kedengeran nyokap gue ngakak2 dari dalam kamar, disusul dengan panggilan ke bokap gue. Dengan nurut bokap gue masuk ke dalam, dan dalam hitungan detik gue denger dua2nya ngakak. 
perasaan gue emang udah nggak enak, tapi gue biarin dulu, sibuk dengan seledri. gue dengerin aja mereka di kamar.
setelah diperhatikan, ngakaknya emang nggak terus2an, ada siklusnya...

dimana siklus itu adalah
...Hening, ketawa, hening, ketawa lagi...

Kok kayaknya gue kenal tuh siklus?
langsung gue telen batang seledrinya bulet2 dan lari ke kamar.
dan, perasaan gue dibenarkan. mereka lagi mantengin 9gag. nyokap gue yang ada di depan komputer, sedangkan bokap ikutan ngeliat dari atas kasur.
di kepala gue kata2 seperti monyong kampret dan kamyong udah muter-muter dan mental kemana-mana kyk baling2 legendarisnya doraemon. ngerasa kyk mau ada bom meledak, gue ngelonjak ke komputer dan ngambil alih mouse yang dipake nyokap buat navigasi laptop.
Oke. situasi aman, pikir gue. 
"kok tumben, buka 9gag?" gue basa-basi dengan tawa cepat palsu. tampang ortu masih inosen. oke. berarti mereka belum kenal the Dark Side. gue cek post yang lagi diliat, dan itu, untungnya, masih lawakan yang bersih. legaa.
"ada kebuka disini," kata nyokap tanpa dosa. "adik suka banget buka 9gag, bukan?"
dengan gerakan secepat kilat (seah) gue nyabut mouse dari colokannya. emang lebay dan emang masih ada trackpad di laptopnya, tapi paling ngga kalo nyokap gue mau nge-scroll ke bawah dia bakal kebingungan dulu nyari mouse-nya dan itu bakal ngasih gue waktu utk mengalihkan perhatiannya. sama kyk gue, dia kalo memproses sesuatu suka lemot.
tindakan selanjutnya. usir nyokap dan bokap. "iya, iya emang," gue bilang asal. "eh, perlu lagi nih make komputer. mendadak. pergi dong!"
itu bukan pengusiran paling halus yang pernah gue lakuin, dan gue yakin ulama2 dari sekeliling dunia bakal menceramahi gue kalo mereka tahu. 
dan akibatnya, mereka ngga nurut.
"but it's funny! one more post, and then we'll go," aju bokap dari posisinya di kasur. nyokap menyetujui dengan riang.
"yeah. one more post, oke dek?" tanyanya riang, dan tanpa mengalami kebingungan yang gue rencanakan, dia meletakkan jarinya di trackpad dan menyeretnya ke bawah.

kenapa. 

dengan suasana dramatis persis sinetron, post berikutnyalah yang menjadi ranjau.
dengan huruf yang dicetak gede, putih, dengan outline hitam, adalah post tentang aktivitas... uh... yah, pokoknya aktivitas di pagi hari sama pacarnya. nggak lucu sama sekali. bokep iya. mana tulisannya singkat, padat, dan jelas pula. terlalu jelas.

where's the damn censor when you need it?

"HAHAHA!" gue ledak bagai orang gila. panik total, seolah dengan ketawa gue bisa menghapus post sialan itu dari ingatan ortu gue. secara autopilot gue narik nyokap keluar dari kursi dan menggiring paksa keduanya keluar kamar. "Well, would you look at that? that was a weird post, right?"
mereka ngeliatin gue lama. tatapan mereka kaget-campur-apa?-campur-oke. I died a thousand cruel deaths dalam waktu lima detik itu. 
setelah kembali ke komputer gue tutup tab 9gag dan memilih beralih ke fanfiction.
barulah gue sadar bahwa fanfic yang lagi gue buka itu oneshot M (hei, fanfic terbaik banyak yang M ratingnya. don't judge me.)
dan ortu gue nyaris aja baca tentang dua karakter game yang berantem yang lalu menjadi seni akrobatik di atas meja dapur.
nyong. 

Saturday, November 10, 2012

lift dan tetangga...dan pisang

lift, menurut gue, adalah tempat paling dijamin untuk dapetin gosip terbaru. apalagi kalo lift apartemen, yang biasanya dihuni oleh ibu-ibu agak-lebih-high-class dan ga segan2 berbagi berita terbaru dengan temennya walau lift penuh dengan orang2 lain.
contohnya, gue tahu kenapa seorang seleb yang dulu tinggal di apartemen gue pindah, kenapa cowo ngga boleh lagi main ke apartemen cewe berduaan, dan kenapa manager gedung gue kerap mengamuk dan bermakeup tebal, itu semua dari gue nguping pembicaraan mereka.
TAPI nggak nguping juga, ayolah, ruang sesempit itu kan susah untuk ga ngedengerin. lagian mereka ngomong tuh membahana kyk lagi ngomentarin bola.

lanjuut. nah, yang namanya spesies ibu2 di apartemen gue itu ada beberapa yang aneh. sangat aneh, bahkan. dan menurut gue yang paling aneh sampe sekarang adalah Ibu2 Pisang, seorang ibu2 yang gue temui di lift kemarin malem.
Ibu2 Pisang ini sekilas tampak normal. rambut dicat agak kemerahan khas ibu2, baju warna warni, tas kinclong dan sepatu flats. gue nggak terlalu merhatiin dia sampe kita berdua di dalam lift dan tiba2 blackberry-nya bunyi, dengan ringtone melodi piano yang, sebenarnya, kedengeran cukup dewasa.
dia membuka pembicaraan dengan "Ya?" standar. berlanjut ke "Uhuh, uhuh" dan "Mmm..."
lalu disusul tiba2, "Apa?" yang sangat sinetron.
sampai titik itu gue langsung memperhatikan dengan seksama. matanya lebar. horor. "Nggak, nggak," dia setengah-teriak. "Nggak, itu...hidupku... Nggak, jangan! Jangan pisangnya!"

dafuq. dari yang gue dengar, yakni "hidupku" dan "jangan pisangnya", gue jadi sangat waswas ini ibu2 kenapa. atau mungkin gue yang salah denger--percayalah, riwayat kesalahdengaran gue itu cukup panjang. gue lupa gue dipanggil budek berapa kali sama temen2 gue.

"Tolong jangan," dia memohon ke dalam blackberrynya. "jangan."

hening.

akhirnya dia geleng2 dan tutup telpon tanpa salam pisah atau apa. blackberrynya dimasukin ke dalam tas kinclong dan dia menengok ke arah kaca yang ada di lift. gue dengan kaget melihat matanya berkaca2. sumpah, ini pisang kenapa sih? kok bisa sampe menggugah emosinya seorang ibu2? apa mungkin itu suatu nama sandi? tapi kalo emang bener itu pisang, bener2 buah pisang... well... that's some serious love for bananas.
yang jelas gue dengan cepat memalingkan wajah ketika dia ngeliat bayangan gue di kaca ngepelototin dia.

Thursday, October 4, 2012

di luar sana, pt 4

Halllo semua. Sudah lama tak berjumpa.
Tp gue orangnya susah kalo disuruh basa-basi jd kita to the point aja ya, melanjutkan kisah yang ini mungkin akan jadi bagian terakhir dari. maksudnya, melanjutkan kisah yang akan selesai dengan post ini. (lebih efektif.)
yang terakhir ini tentang waktu gue menghabiskan waktu sehari di dormitory kakak gue.
dorm nya lumayan besar krn dia senior, dan dia jg punya roommate, seorang cewek yang bermuka manis, nggak terlalu gendut tp ngerasa dia gendut, jago banget masak, dan tingkat kemalasannya bersih-bersih cukup setara dg gue.
siang itu pas gue datang berkunjung dia lagi ada di situ sama kakak gue. kita diperkenalkan, dan kakak gue menceritakan tentang bakat masaknya yg dikatakannya luar biasa dan kesenangannya dengan indomie, yang dibawa pulang kakak gue dari indonesia. katanya pas nonton The Raid bareng, roommate nya norak banget pas ada scene dimana ada orang2 lg makan indomie. katanya ampe jerit2 "Hey, that's indomie! indomie!" dg lantang.
namun gue selama perkenalan nggak terlalu bisa fokus karena ada bau masakan yg enak banget dateng dari dapur. gue penasaran, apa ya? baunya kyk... keju, tapi enak.
lalu roommate nya ini menyatakan sudah waktunya makan siang dan kita dengan bahagianya pindah posisi ke dapur. dan ternyata oh ternyata, yang sedang mendidih di atas kompor adalah...sop buntut.
wah, sop buntut di america. gue terharu. tp baru sekali ini sop buntut aromanya bisa seenak itu.
dg buru2 gue pun ngambil makanan dan duduk.
nah, komentar selama orang makan sop buntut itu apa sih, range-nya? (btw, sop buntut buatannya itu enak banget. kyk ngeleburin konsep makan nan kampung itu dengan flavor bumbu italia.) palingan enak/nggaknya. mentok2 cara masaknya gimana.
tp inilah kakak gue, seorang ilmuan biokimia, dan roommate nya, yg kuliahnya ngambil bidang geofisika. tak gue sangka omongannya menjadi sangat high-class.

kakak: "Hmm." *ngangkat dagingnya* "This meat is so soft. I wonder if there's a difference in the physically-influencing part of the DNA of the tailbone meat from the rest of the body that makes it so malleable under sufficient heating."
roommate: "I don't think it's the DNA. I think maybe the tissue structure is different, or perhaps because the muscles are so rarely used they've semi-atrophied."
kakak: "Hmm..." *ngeliat tulangnya* "And the marrow is so soft too, but the outside is hard. It's like spongy cartilage but layered with an osseous tissue. The rigidity appears to give it its coral-like three-dimensional internal structure, like a femur bone."

gue, yg hanyalah orang awam, cuma bisa menelan potongan wortel dengan diam.
setelah makan siang gue diajak liat2 kota. pertama2 kita ke boston library, yg gedenya membuat hati amat bahagia. "wow!" gue bilang pas ngeliat. kakak gue senyum. "Pengen ya punya perpus kyk gini di indonesia?" (gue terjemahin)
"What? Impossible," gue jawab selagi masuk. "Kalo di Indonesia ada gedung segede ini, pasti bakal dijadiin mal."
sedih.
setelah ke perpus, roommate kakak gue menyarankan kita nyoba frozen yoghurt di toko baru yang nggak jauh dari dormitory. disana kita beli harus bayar sesuai berat frozen yoghurt yg kita ambil, beserta toppingnya. karena inilah gue ama kakak gue sangat selektif dalam memilih topping untuk menghemat.
namun roommate nya agak sulit dg ini.
"Okay! I'll just take this," ujarnya penuh niat sambil menghiasi yoghurtnya dengan chocolate chips.
Udah mau jalan ke kasir, balik lagi. "Ooh, but I love Hersheys." Ditambahkan olehnya sprinkle coklat Hersheys.
Mau jalan ke kasir lagi, baalik lagi. "But I can't just forget about the M&M's!"
siklusnya terulang beberapa kali sehingga ia pun dengan lunglai jalan ke kasir dengan frozen yoghurt dipenuhi dengan segala jenis macem dari yang coklat ampe ke mochi yang warna-warni.
"I'm starting a diet tomorrow," dia bilang ke gue saat gue menatapi yoghurtnya.
"Ok," gue bilang.

Thursday, July 19, 2012

di luar sana, pt 3

maaf atas ketidakhadiran gue selama beberapa minggu ini...belakangan males buka laptop dan juga dihalangi oleh mos di SMA. (kyknya pengalaman yg itu ga bakal gue masukin blog. jaga2.) langsung saja gue akan nerusin kisah yg nggak selesai2 di amrik.
Belum beberapa lama di sana gue tiba2 sadar, saat jalan2 atau lagi ada di tempat umum, bahwa hampir semua cowo yang gue liat dan melintas di hadapan gue itu kok ganteng banget. gue ngerasa kyk cewe2 centil di indonesia yang setiap satu dlm lima cowo yang lewat dibilang ganteng (wlopun nggak. dan bisa lebih dari satu dari lima cowo.) dan kyknya reaksi orang2 di sekitar gue nanggepin mereka dengan amat santai, bahkan beberapa temen gue ada yang bilangin jelek. lalu terpikirlah, gila ya gue ini kenapa?
abis dipikirin muncullah dua teori. yg pertama -- krn cowo di indonesia itu rata2 jelek semua, pemandangan baru di amrik yang berstandar lbh tinggi berdampak atas alam-bawah-sadar gue sehingga cowo bule yang dianggep biasa aja keliatan cakep bgt buat gue dan yg ganteng keliatan amat sangat cakep buat gue. yg kedua -- emang gen2 para bule itu semakin membaik seiring bertambahnya keturunan dan temen2 gue yang selalu dikelilingi dengan mereka pun standarnya jauh lebih tinggi dibanding gue.
sayangnya kedua teori ini membuat gue merasa menyedihkan.
nah, walaupun gue sistem nginep di sana itu nomaden alias berpindah-pindah dari rumah teman yg satu ke yg lainnya, keluarga gue pny sejenis markas di rumah temen nyokap gue. dan temen nyokap gue ini punya anak cowo yg tiga taun lbh tua dibanding gue. dan temen nyokap gue ini, sejak gue berumur sepuluh taun, berusaha mati2an utk menjodohkan gue dg anaknya itu.
oke, oke. saya mengakui. anaknya ganteng dan baik bgt dan...single. (tp inget kedua teori gue.)
krn usaha nyokapnya yg bener2 transparan, interaksi antara gue sama anak itu seringkali awkward. contohnya, di saat makan malam, gue abis makan dan gue sebagai tamu yg baik *eaa* embat piringnya buat dicuci sekalian. trjadilah percakapan yg akan gue terjemahin.


dia: "eh nggak usah dicuci, entar gue aja sendiri"
gue: "sisa nasinya udah nempel tauk. susah nyucinya kalau dibiarin kelamaan."
dia: "yaaa gapapa, udah gue aja"
gue: "telat"
dia: "tapi gue ga enak sama lo kalo lo yg nyuci"
gue: "ya...."


*hening awkward*


gue: "udah sana, I got this" *sok keren*
dia: "uh...okay then. makasih." *raba2 leher dg awkward*
gue: "yep. ahah." *ketawa dg awkward*


nah itu sebatas percakapan. kalo tindakan...
kita trnyata punya satu hobi yg sama, yaitu ke perpus. pada suatu saat, temen nyokap sadar kalo gue lg pengen ke perpus dan tanpa ampun dia lgsg nyerang cowo itu. disuruhnya "sekalian bareng aja ke perpus", krn kebetulan dia lg pengen ngembaliin buku pinjaman kesana. terjebaklah gue dlm situasi nan awkward lg.
udah cuma berdua ke sananya, naik scooter pula. anak itu baru beli motor beberapa hari yg lalu dan bangganya stngh mati, kemana2 bakal naik scooter kesayangannya itu. dg tegas nyokapnya bilang, "kesana barengan naik scooternya aja! biar gampang!"
gue, yg tak berkuasa ini, hanya bisa ketawa palsu.
turunlah kita ke driveway dan cowo itu dgn gerakan agak canggung menaiki scooterrnya. gue ikut naik di belakang, yg agak susah karena gue berusaha sepenuh tenaga utk naik tanpa nyinggung bagian apapun dari tubuhnya. terciptalah jarak sekitar tiga senti antara badan gue dg badannya. jarak aman, pikir gue.
lalu gue sadar, sialan. ini amrik. lo kalo naik motor harus pegangan sama orang yang nyetir. 
seolah keadaan ga bisa tambah parah nyokapnya yang mengawasi dari balkon teriak, "Britaaaa!!! Hold onto him!!!"
dfffffff.
"Um..." gue gelagapan. "sori ya!" tanpa berpikir panjang gue meletakkan tangan di bahunya dan meringis. kok rasanya kyk megang sesuatu yg terlarang.
dibawah tangan gue bahunya agak merileks. "no problem," ujarnya singkat, dan dia pun nginjek gas. sampai ke toko buku, menurut gue ini bagian yg cukup lawak. gue langsung meroket ke sektor buku novel, sdgkan dia...ke sektor majalah.
aneh sekali. sbg cewe layaknya gue yg ke sektor majalah dan dia ke novel. gue berusaha nginget2 majalah cowo yg pernah gue liat dan ketika sadar kalau isinya itu biasanya yg..."nggak-nggak" (ya, namanya juga majalah cowo) gue lgsg ganti topik di kepala. ogah mikir ke situ.
pas pulang lagi ke rumahnya, gue ngibrit ke kamar dan dia ngibrit ke kamar mandi, dlm kata lain ke dua arah yang berlawanan. nyokapnya hanya bisa berdiri di bawah tangga dan manggil2 bingung, "eh? jadi tadi gimana ke perpusnya?"

Sunday, June 24, 2012

di luar sana, pt 2

ini kyknya bakalan jadi post yang keliatan diceplak langsung dari sbuah film remaja.
kalo misalnya ada orang yg ngomong, "pesta di luar negeri", pikiran pertama lo apa?
untuk sebagian besar orang akan muncul istilah "gila-gilaan". mungkin "mabuk-mabukan". mungkin "cipok-cipokan". mungkin.... yg lainnya. intinya bukan pesta yang sopan.
entah bagaimana gue bisa kejebak dalam situasi yang kyk gitu tapi ya, kejebaklah.
tanpa sepengetahuan gue temen2 disana ternyata bikin sejenis surprise party buat gue *terharu*. tapi ternyata kdatangan gue cuma jadi alasan biar mereka bisa bersenang-senang. surprise partynya diadain di rumah salah satu dari mereka dan gue, sebagai sejenis penyambutan, disiram dengan sesuatu yang baunya tajam. belakangan gue sadar itu red bull.
untungnya cewe2 amerika nggak jauh beda dari yang indo, beberapa susah jaga rahasia, jadi gue udah tau kalo bakal ada pesta dan seperti orang waras manapun gue mempersiapkan diri. di tas tenteng ada hp yg berbatere penuh, semprotan berisi soda (jaga2, kalo misalnya ada temen yg terlalu mabok), dan air mineral 500 gram. temen yg ngebawa gue kesana ketawa ampe mukanya merah ngeliat semua barang itu.
sedihnya, anak2 yg gue kenal dari kecil itu...ya...bukan anak kecil lagi. beberapa jadi pecandu narkoba. beberapa skrng...ya...murah. tapi untungnya mereka tetep seseru dulu.

setelah pesta dimulai gue didatengin ama salah satu temen cowo gue yg minum root beer aja udah sempoyongan. dia nanya kenceng2, "sooo brita, what's the name of your high-school?"
gue mainin aja tu orang. "Es-Em-Ay 70. SMA 70."
"Whaaat? SMA? Dafuq is thaaat?" dia mengayunkan gelasnya di udara. "Is that some sort of  private school, ehh?"
"No, it's Indonesian."
"Wuh. Indonesians are weirdd," lolongnya, lalu melenggang pergi.

ada baiknya gue bawa air mineral, karena temen2 gue itu tau betul kalo gue belom pernah minum yang gitu2 dan dijamin dengan kejailan mereka yg tinggi bakal ada yg berusaha memabukkan gue. jadi setiap kali gue haus gue bakal permisi di kamar mandi dan minum disana. menyedihkan memang.
menjelang akhir pesta, gue mencari2 temen yg ngebawain gue kesitu dan menemukan dia bercumbuan dengan pacarnya. awkward se-awkward-awkwardnya. mana gue bener2 harus pulang lagi.
salah satu temen gue yang kebetulan lewat dengan membawa minum berenti dan nanya, "brita, why're you standing there like that? you like watching people make-out?"
sicko. padahal dia sendiri ngaku suka porno.
gue bilang ke dia kalo misalnya cewe itu adalah tiket pulang gue dan dia ngakak. "oh! you're too nice!" balasnya. "here, I'll show you how to deal with this."
tanpa berpanjang-lebar lagi dia jalan ke arah mereka dan numpahin seisi gelasnya di atas kepala mereka.
seperti yang bisa ditebak, mereka berdua langsung jerit2 kesel dan ngemarahin dia--malah cowonya udah mau ngajak berantem. untungnya abis itu temen gue yang cewe masih rela nganterin gue pulang, dengan syarat gue harus nunggu dia ganti baju dulu.
di perjalanan pulang, temen gue ngaku kalo yang tadi itu bukan pacarnya, tapi sbnrnya mantannya. gue ngeliat dia dan tanpa sadar gue bilang, "what the hell?"
eh, dianya malah nangis dan gue diturunin depan rumah tanpa penjelasan lebih lanjut.
altogether, hari itu emang aneh dan gajelas.

Friday, June 8, 2012

di luar sana, pt 1

untungnya, karena temen gue yang terkenal heboh dan ngefans berat dengan seorang Tom Hiddleston (blognya zahra-kodok.blogspot.com), udah ngejelasin panjang-lebar di blognya, gue bebas dari kewajiban menjelaskan ketidakhadiran gue selama tiga minggu--kecuali nambahin dikit mungkin.
gue sekeluarga pergi ke amerika karena kakak gue mau lulus S1, yg tentunya menjadi alasan yang hebat untuk tidak ikut acara sekolah seperti prom yang dari dulu gue khawatirin sama pengumuman kelulusan.....yg sebenarnya ga masalah *tp gue males ikut*. prjalanan pesawat kesana yg memakan waktu sekitar 20 jam itu trnyata menghasilkan beberapa kisah, pertemuan gajelas dengan orang yang gajelas juga.
prtemuan yang paling melekat di ingatan adalah cowo yang gue temu di perjalanan transit jepang-detroit. berhubung sekeluarga sepakat bergantian nurunin koper dari...bagasi pesawat (gue gatau namanya) pada saat nyampe bandara dan gue kena giliran, terpaksa berdiri gue memenuhi janji.
namun pada saat gue hendak menurunkan koper...kejadian ala sinetron versi pesawat terjadi. kecerobohan gue saat nurunin menyebabkan kopernya jatuh lepas dari bagasi dan akibatnya beberapa orang yang juga lagi nurunin koper ikut kepentok . Lucunya, (sbnrnya ga lucu pas lagi kejadian), semua orang yang kena koper menjerit dan seumur hidup gue blom pernah denger segerombolan orang mengutuk scr serentak dalam begitu banyak bahasa.
nah di kursi depan gue lagi ada cowo yang berdiri, dan dia langsung ngebantuin. mulailah kesinetronannya.
"are you alright?" dia nanya dengan logat agak british, dan gue angkat muka. tampangnya khas eropa dan rambutnya merah bergaya berantakan. gue nggak biasanya nganggep orang berambut merah ganteng, tapi buat dia gue bikin pengecualian.
"uh..." gue agak salting. kenapa salting? selain cowonya ganteng gue juga dalam kondisi yang kurang menguntungkan, yaitu dengan penuh keringat, kedua tangan dipenuhi koper selebar gue, adanya orang2 menggerutu keras di belakang, dan bokap nyokap yang memarahi dari kursi. timingnya nggak bisa lebih jelek.
spontan gue teringet temen gue yang nitip foto bule ganteng. mungkin dia nggak rambut hitam + mata biru tp tetep aja cakep. "yeah i'm fine" jawab gue buru2 sambil naro koper di lantai dan nyariin ipod untuk memfoto. "um, can you just stand there for a moment please?"
"what?" tanyanya heran. maklum, gue juga bakal heran kalo nawarin orang bantuan trus orangnya malah minta berdiri diem. saat jari2 berhasil menggarap ipod, barangnya malah jatuh dan gue mengutuk. "hold on for a sec!" gue teriak saat mencari2 kemana perginya benda licik itu. begonya gue nggak nyadar kalo posisi gue yang menunduk membuat pantat menyapa dengan aibnya.
"ngapain sih dek?" bonyok risau. antrian udah mulai gerak dan gue akhirnya menemukan ipod. "aha!" seru gue dengan girang menghadap cowo itu lagi dan menemukan tempatnya kosong. dia pergi. DIA PERGI. gue belain mau foto ampe sepesawat marah sama gue dan DIA PERGI. rasanya pengen gue cari dia, lemparin dia pake ipod, baru foto dia.
"cepetan gerak, udah nunggu nih orang2 dibelakang," gerutu bonyok dan gue buru2 ninggalin pesawat.
saat itu gue merasa tolol banget.